RAPID (Randomized pharmachopor identification for drug design)

PHARMACOPHOR FOR DRUG DESIGN


Farmakofor merupakan deskripsi abstrak dari fitur molekul 3D yang penting untuk rekognisi (mengakui) molekul ligan berdasarkan fungsi makromolekul( molekul besar) biologisnya. Ligan adalah molekul sederhana yang dalam senyawa kompleks bertindak sebagai donor pasangan elektron (basa Lewis). Sedangkan Menurut (IUPAC), farmakofor merupakan ensembel(Kombinasi) fitur sterik dan elektronik yang diperlukan untuk memastikan interaksi supramolekuler (pembentukan dan pemutusan ikatan kovalen untuk membentuk molekul yang diinginkan), sehingga adanya interaksi yang optimal antara ligan dan sel target (reseptor) yang  spesifik akan memicu atau memblok respon biologisnya. Contoh farmakopor dari sediaan morfin sebagai berikut:

struktur morfin

pharmachopor opioid (morfin)



Fungsi farmakofor:
1. Mendifinisikan gugus penting dari obat yang berikatan dengan reseptor sel target
2. Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul obat
3. Untuk mengetahui komformasi aktif dari struktur kimia obat
4. dapat digunakan untuk desain Obat baru

langkah-langkah roses pengembangan model farmakofor :
1. Pilih satu set ligan yang akan digunakan untuk mengembangkan model farmakofor. Dimana model  farmakofor harus dapat membedakan antara molekul dengan dan tanpa bioaktivitas. Kumpulan molekul harus memiliki senyawa aktif dan tidak aktif.
    2.Analisis konformasional-Buatlah satu set konformasi energi rendah yang cenderung mengandung konformasi bioaktif untuk masing-masing molekul yang dipilih.
    3. Himpunan konformasi (satu konformasi dari masing-masing molekul aktif) yang menghasilkan kecocokan terbaik dianggap sebagai konformasi aktif.
   4.  Abstraksi - Transformasi molekul yang dilapiskan menjadi representasi abstrak. Contohnya :cincin fenil yang dilapiskan dapat disebut sebagai elemen 'batang aromatik' farmakofor. Demikian juga, gugus hidroksi dapat ditunjuk sebagai elemen farmakofor donor / akseptor hidrogen-ikatan..
  5.  Validasi - Model farmakofor adalah hipotesis yang menghitung aktivitas biologis yang diamati dari sekumpulan molekul yang mengikat target biologis yang sama. Model ini hanya berlaku sejauh ia mampu menjelaskan perbedaan aktivitas biologis dari berbagai molekul.








Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengidentifikasi farmakofor dari sediaan Antasida?
2. Bagaimana cara menentukan ikatan antara gugus dengan molekul obat?
3. Bagaimana cara mendisain suatu obat baru dari suatu senyawa yang sudah di ketahui khasiatnya?
4.  Apa hubungan antara konformasi aktif yang stabil dengan struktur 3 dimensi farmakofor?

DAFTAR PUSTAKA
1.      Wermuth, C. G.; Ganellin, C. R.; Lindberg, P.; Mitscher, L. A. (1998-01-01). "Glossary of terms used in medicinal chemistry (IUPAC Recommendations 1998)". Pure and Applied Chemistry (dalam bahasa Inggris). 70 (5). doi:10.1351/pac199870051129. ISSN 1365-3075.


 



Komentar

  1. Hai kharina...
    Pemaparannya bermanfaat sekali,, saya coba jawab soal no 2:
    untuk menentukan ikatan antara gugus dengan molekul obat dapat diketahui dengan cara yang pertama itu mengamati struktur dari zat aktif tersebut kemudian ditentukanlah gugus fungsi yang akan berikatan dan barulah mengidentifikasi jenis ikatan yang terbentuk apakah ikatan yang terbentuk itu ikatan ion atau jenis ikatan lain.

    BalasHapus
  2. Terimakasih Karin, sangat bermanfaat 🤗 mencoba menjawab soal no 4
    Langkah langkah dalam merancang obat dapat dijelaskan sebagai berikut :
    Mencari senyawa penuntun (lead compound), yaitu senyawa yang digunakan sebagai awal
    merancang obat baru, biasanya memiliki kelemahan seperti aktivitas lemah dan toksisitas besar.
    Modifikasi molekul
    Merumuskan hubungan kuantitatif antara struktur dan aktivitas biologisnya (HKSA).
    Merancang senyawa yang menurut HKSA dari persamaan statistika lebih baik aktivitas dan kestabilannya
    Mensintesis senyawa rancangan dan mengukur aktivitasnya dalam laboratorium
    Merancang dosis, uji klinis hingga merancang formula.

    BalasHapus
  3. Wahh benar sekali lexsa, identifikasi farmakopor ini sangat bermanfaat sekali terutama dalam pengembangan obat-obat baru yang memiliki efikasi farmakologis yang lebih baik dan tentunya dengan efek samping minimum

    BalasHapus
  4. Baiklah kk akan mencoba menjawab pertanyaan Nomor 2 yaitu Cara menentukan ikatan dalam molekul obat yaitu dengan cara melihat struktur 3D nya, kemudian ditentukan apakah ikatan yg terbentuk merupakan ikatan hidrogen, ikatan kovalen maupun ikatan Van deer wals

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh benar sekali kak roly, setiap ikatan yang terbentuk pada ligan akan mempengaruhi efek farmakologis dari molekul obat juga.

      Hapus
  5. Baiklah kk akan mencoba menjawab pertanyaan Nomor 2 yaitu Cara menentukan ikatan dalam molekul obat yaitu dengan cara melihat struktur 3D nya, kemudian ditentukan apakah ikatan yg terbentuk merupakan ikatan hidrogen, ikatan kovalen maupun ikatan Van deer wals

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum kharina saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1 pada intinya semua cara untuk mengidentifikasi farmakofor dari suatu senyawa adalah sama baik itu dari zat aktif antasida ataupun zat lain seperti morfin contohnya. Yaitu dengan cara Identifikasi farmakofor sebagai berikut:

    · Menentukan posisi 3D obat dengan target

    · Mengetahui gugus penting dapat terikat dengan reseptor

    · Untuk mengetahui konformasi aktif dari molekul

    · Penting sebagai dasar merancang obat

    · Penting dalam hal menemukan obat baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Dyah. Wahh tepat sekali Dyah, syuqran atas jawabannya

      Hapus
  7. Saya akan mencoba menjawab no 3. Menurut saya jika suatu senyawa telah diketahui bioaktivitasnya, sperri antiinflamasi, antimikroba, antioksidan dll. Senyawa trsebut, diambil dari tanaman dengan cara isolasi senyawa murni. Senyawa murni yg didapat, dibuat dalam sediaan obat yg diinginkan sesuai dgn fungsinya, sperti antiinflamai dibuat dalam sediaan salep. Dan salep trsebut harus diujicobaakan ke makhluk hidup seperti mencit utk melihat efek farmakologinya. Namun dlm pendesainan obat ini juga harus disesuaikan dgn bentuk farmakofor dari senyawa aktifnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau begitu farmakopor suatu molekul obat juga bisa diamati pada isloat murni ya Ima?

      Hapus
    2. Isolat murniny bisa kita karakterisasi mggunakan alat instrumen ukh, seprti UV, IR, NMR, HPLC dll. jdi kita bisa tau bentuk molekulnya.

      Hapus
  8. Makasih kakak ilmunya sangat bermanfaat, saya akan mencoba menjawab pertanyaan Nomor 2 yaitu Cara menentukan ikatan dalam molekul obat yaitu dengan cara melihat struktur 3D nya, kemudian ditentukan apakah ikatan yg terbentuk merupakan ikatan hidrogen, ikatan kovalen maupun ikatan Van deer wals

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dek sama-sama. Selain itu dengan memodifikasi salah-satunya ikatan yang terikat pada ligan juga dapat mempengaruhi efek farmakologis suatu obat ya

      Hapus
  9. Assalamualaikum kharin
    Saya coba jawab no 3 iya
    Menurut saya Cara mendesain obatNo 3 nes. Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam nesti. Tepat sekali. Identifikasi farmakopor sangat penting untuk desain obat baru

      Hapus
  10. Farmakofor ini mau d ambil dari tanaman ��, ⚗, atau bahan lainnya?
    Jika dri tanaman bagian apa yg d ambil nya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Farmakopor itu bisa diidentifikasi dari struktur kimia obat. Tapi juga bisa diidentifikasi dari bahan alam yg telah mengalami proses kompleks hingga diperoleh lead compound dari isolat murni

      Hapus
    2. Bagian tanaman yang bisa digunakan yaitu bagian yang memiliki khasiat secara farmakologis. Contohnya bagian buah dari tumbuhan kina.

      Hapus
  11. Waw... Keren sekali artikelnya, saya tertarik untuk menjawab pertanyaan nomor 1...
    Cara mengidentifikasi farmakopor dari antasida yaitu:
    Pertama tentukan struktur kimia antasida, kemudian tentukan mana ligan dan gugus berkhasiatnya beserta jenis ikatannya. Setelah itu diidentifikasi serta dapat dimodifikasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahh semoga dengan diidentifikasi nya obat antasida, bisa ditemukan obat maag yang lebih aman dan tanpa efek samping ya

      Hapus
  12. Terima kasih karina, saya akan menjawab pertanyaan nomor 3
    no 3. Menurut saya jika suatu senyawa telah diketahui bioaktivitasnya, sperri antiinflamasi, antimikroba, antioksidan dll. Senyawa trsebut, diambil dari tanaman dengan cara isolasi senyawa murni. Senyawa murni yg didapat, dibuat dalam sediaan obat yg diinginkan sesuai dgn fungsinya, sperti antiinflamai dibuat dalam sediaan salep. Dan salep trsebut harus diujicobaakan ke makhluk hidup seperti mencit utk melihat efek farmakologinya. Namun dlm pendesainan obat ini juga harus disesuaikan dgn bentuk farmakofor dari senyawa aktifnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Benar sekali Mardiana. Jadi dalam desain obat baru harus disesuaikan dengan farmakopor dari senyawa induk (lead compound).

      Hapus
  13. No 3 Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teima kasih atas jawabannya. Semoga dengan seiring perkembangan identifikasi farmakopor, juga akan ditemukan obat-obat baru yang bahkan tanpa efek samping ya

      Hapus
  14. Assalamualaikum wr wb
    Saya akan menjawab pertanyaan No 3
    Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sil udah menjawab, semoga akan ditemukan. Lebih banyak obat dengan efikasi yang lebih baik

      Hapus
  15. jawaban no 1. menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati stukur dari zat aktif itu sendiri, kemudian kita mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah HBD, HBA atau ikatan van der wall

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Ade atas jawabannya. Bahkan perbedaan ikatan juga akan. Mempengaruhi efek farmakologis dari molekul obat juga

      Hapus
  16. Assalamualaikum kharina saya akan mencoba menjawab yang no 3 Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam kak lea.semoga akan ditemukan obat-obat baru yg minim efek samping ya kak. Terutama untuk pengobatan cancer

      Hapus
  17. kharina. venny mau nanya bagaimana peran farmakofor sehingga dpt Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul obat ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah Venny. Peran farmakopor dalam menentukan struktur 3D molekul obat yaitu dengan menggunakan alat kemudian divirtualisasikan

      Hapus
  18. Assalamualaikum , terima kasih sudah menulis kharina, dsni sy akan mencoba menjawab pertanyaan
    No 3 Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam Bella. Terima kasih atas jawabannya. Semoga akan berkembang obat-obat baru bahkan tanpa efek samping ya bel

      Hapus
  19. Pemaparannya baik sekali. Saya akan mencoba memberikan opini saya mengenai pertanyaan no 3 Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
  20. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3 Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
  21. Iya saya setuju anggun. Terima kasih atas jawabannya

    BalasHapus
  22. Kereen kharin.
    Saya tidak tahu banyak tentang farmasi, tapi saya akan coba menjawab pertanyaan no.2
    Dimana, untuk menentukan ikatan gugus dengan molekul obat dapat diketahui dengan cara mengamati struktur dari zat aktif tersebut, setelah nya baru ditentukan gugus fungsi yang akan berikatan,kemudian diidentifikasi jenis ikatan yang terbentuk, apakah itu merupakan ikatan ion atau ikatan lain.
    :)

    BalasHapus
  23. Terima kasih kak, blog nya sangat bermanfaat 😊😊

    BalasHapus
  24. Hay karina. Dimanakah saya bisa mendapatkan akses Program MOE dalam penentuan farmakofor?

    BalasHapus
  25. Hai kharina saya coba jawab no 2
    untuk menentukan ikatan antara gugus dengan molekul obat dapat diketahui dengan cara yang pertama itu mengamati struktur dari zat aktif tersebut kemudian ditentukanlah gugus fungsi yang akan berikatan dan barulah mengidentifikasi jenis ikatan yang terbentuk apakah ikatan yang terbentuk itu ikatan ion atau jenis ikatan lain.

    BalasHapus
  26. hay karina..
    pemaparan anda sungguh baik.. saya ingin bertanya bagaimana langkah dalan mengunakan parmakoper?

    BalasHapus
  27. Hai Kharina.
    Saya akan menjawab pertanyaan no 1.
    Cara mengidentifikasi farmakopor dari antasida yaitu:
    Pertama tentukan struktur kimia antasida, kemudian tentukan mana ligan dan gugus berkhasiatnya beserta jenis ikatannya. Setelah itu diidentifikasi serta dapat dimodifikasi.

    BalasHapus
  28. Assalamualaikum kak, terimakasih untuk materinya kak 😊 baiklah anis akan coba jawab no 1 kak.
    Cara mengidentifikasi farmakopor dari antasida yaitu:
    Pertama tentukan struktur kimia antasida, kemudian tentukan mana ligan dan gugus berkhasiatnya beserta jenis ikatannya. Setelah itu diidentifikasi serta dapat dimodifikasi

    BalasHapus
  29. Assalamualaikum,,hay kharina
    dian akan mncba mnjwab soal nmr 3.dimana Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
  30. Terima kasih atas materinya. Bermanfaat dan mudah d pahami:)

    BalasHapus
  31. Assalamualaikum,,hay kharina
    dian akan mncba mnjwab soal nmr 3.dimana Cara mendesain obat baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping baru jika khasiatnya sudah diketahui yaitu dengan cara memodifikasi gugus yang terikat pada ligan, kemudian dioptimasi agar diperoleh obat baru dengan efek farmakologis yg lebih baik dan minim efek samping

    BalasHapus
  32. Terima kasih kharina
    Pemaparannya bermanfaat sekali,, saya coba jawab soal no 2:
    untuk menentukan ikatan antara gugus dengan molekul obat dapat diketahui dengan cara yang pertama itu mengamati struktur dari zat aktif tersebut kemudian ditentukanlah gugus fungsi yang akan berikatan dan barulah mengidentifikasi jenis ikatan yang terbentuk apakah ikatan yang terbentuk itu ikatan ion atau jenis ikatan lain.

    BalasHapus
  33. Assalamu'alaikum khar,
    Ana akan mencoba menjawab,
    No 1 . Cara mengidentifikasi farmakopor dari antasida yaitu:
    Pertama tentukan struktur kimia antasida, kemudian tentukan mana ligan dan gugus berkhasiatnya beserta jenis ikatannya. Setelah itu diidentifikasi serta dapat dimodifikasi

    BalasHapus
  34. assalamualikum. saya akan mencoba bertanya pada karina, apa saja contoh obat yang menggunakan identifikasi farmakofor ?

    BalasHapus
  35. Saya akan mencoba menjawab no 3. Menurut saya jika suatu senyawa telah diketahui bioaktivitasnya, sperri antiinflamasi, antimikroba, antioksidan dll. Senyawa trsebut, diambil dari tanaman dengan cara isolasi senyawa murni. Senyawa murni yg didapat, dibuat dalam sediaan obat yg diinginkan sesuai dgn fungsinya, sperti antiinflamai dibuat dalam sediaan salep. Dan salep trsebut harus diujicobaakan ke makhluk hidup seperti mencit utk melihat efek farmakologinya. Namun dlm pendesainan obat ini juga harus disesuaikan dgn bentuk farmakofor dari senyawa aktifnya.

    BalasHapus
  36. postingannya sangat bermanfaat dan sangat membantu saya dalam pembuatan tugas. terikasih kak :)

    BalasHapus
  37. Assalamualaikum kharina
    Penjelasannya sangat membantu
    Terimakasih :)

    BalasHapus
  38. hay kharina, terimakasih untuk artikelnya sangat menarik dan membantu saya sekali

    BalasHapus
  39. Semoga benar yaa karin, saya akan menjawab no .menentukan ikatan dalam molekul obat yaitu dengan cara melihat struktur 3D nya, kemudian ditentukan apakah ikatan yg terbentuk merupakan ikatan hidrogen, ikatan kovalen maupun ikatan Van deer wals

    BalasHapus
  40. jawaban no 1. menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati stukur dari zat aktif itu sendiri, kemudian kita mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah HBD, HBA atau ikatan van der wall

    BalasHapus
  41. Hai karina saya ingin menanyakan identifikasi ini dilakukan untuk bahan obat sintetis atau alami ya?

    BalasHapus
  42. Hai kharina.saya mw bertanya.apakah smw jenis obat harus di desain menggunakan FARMAKOFOR. Jika tidak contoh obat apa saja yg menggunakan dan tidak menggunakan.termia kasih

    BalasHapus
  43. Hai kharina.saya mw bertanya.apakah smw jenis obat harus di desain menggunakan FARMAKOFOR. Jika tidak contoh obat apa saja yg menggunakan dan tidak menggunakan.termia kasih

    BalasHapus
  44. Bagus yaa penjelasannya jadi lebih mudah dipahami, gimana ya sebenarnya metode rapid itu biar lebih mudah dimengerti?

    BalasHapus
  45. jawaban no 1. menentukan ikatan farmakofor dapat dilakukan dengan mengamati stukur dari zat aktif itu sendiri, kemudian kita mengidentifikasi jenis ikatan yang terjadi apakah HBD, HBA atau ikatan van der wall

    BalasHapus
  46. Terima kasih atas pemaparannya kak :)

    BalasHapus
  47. Hay kakak. Bagus dan Bermanfaat sekali materinya 👍

    BalasHapus
  48. Hai kharin, artikel nya sangat bermanfaat sekali. Sering-sering posting artikel seperti ini ya. Terima kasih

    BalasHapus
  49. Assalamualaikum....
    Kak ini sangat bermanfaat dan mudah dipahami

    BalasHapus
  50. Trimaksaih karina , artikel yang sangat membantu

    BalasHapus
  51. Trimaksaih karina , artikel yang sangat membantu

    BalasHapus
  52. Trimaksaih karina , artikel yang sangat membantu

    BalasHapus
  53. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  54. Hai kharina, artikel nya sangat bermanfaat Dan mudah untuk dipahami, Sering-sering posting artikel seperti ini ya. Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar